SETAN
MAKALAH
Disusun guna
memenuhi tugas
Matakuliah:
Tafsir Falsafi
Dosen Pengampu:
Dr.
H. Moh. In’ammuzahiddin, M. Ag
Disusun oleh:
Ida Istiqomah ( 104111004 )
FAKULTAS
USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
I. PENDAHULUAN
Sejak
manusia pertama, yaitu Adam diciptakan Tuhan, iblis atau setanlah bahaya atau
musuh yang terbesar da berbahaya bagi manusia. Sebelum Allah memberitahukan
akan bahaya-bahaya lain, Tuhan member peringatan kepada Adam dan Hawa akan
bahaya setan atau iblis itu.
Dalam
surat Al-Baqarah ayat 36 yang artinya: “lalu keduanya digelincirkan oleh
syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari Keadaan semula dan Kami berfirman:
"Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu
ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan."
Adam
dan hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang
mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke
dunia.
II. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
pembahasan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apakah
Pengertian Tentang Setan ?
2. Bagaimana
Karateristik Setan ?
III. PEMBAHASAN
A.
Pengertian Setan
Kata
“setan” atau “syaithan” dalam bahasa Arab terambil dari bahasa Ibrani yang
berarti lawan atau musuh. Namun para pakar Mesir cenderung lebih berpendapat
bahwa syaithan (setan) merupakan kata Arab asli yang sudah sangat tua, ini
dibuktikan dengan adanya sekian kata Arab asli yang dapat dibentuk dengan
bentuk kata Syaithan. Misalnya شَطَنَ,
شَوَطٌ, شَاطَ, شَطَطَ yang mengandung arti jauh, sesat,
berkobar, dan terbakar serta ekstrim.
Menurut
Quraish Shihab sebagaimana yang ditulis oleh Ahmad bin Muhammad Ali Al-Fayyumi dalam
bukunya “Al-Misbah Al-Munir” dijelaskan, bahwa kata Syaithan
boleh jadi terambil dari kata syathana yang berarti jauh, karena setan
menjauh dari kebenaran atau menjauh dari rahmat Allah. Boleh juga terambil dari
kata Syaatha dalam arti melakukan kebatilan atau terbakar.[1]
Setan
juga disebut dengan taghut, berkata Al-Aqqad bahwa disebut taghut karena dia
telah melampui batas dan durhaka kepada Tuhannya, menganggap dirinya sebagai Tuhan
yang disembah, yang pada kebalikannya makhluk ini telah putus asa dari rahmat
Allah. Oleh karena itu, ia dinamakan iblis.[2]
Setan
banyak ditemukan didalam Al-Qur’an yaitu berasal dari alam jin. Jadi, ketika
kita kembali melihat pengertian jin itu sendiri, kita akan menemukan bahwa
setan itu adalah termasuk dalam golongan jin yang kafir. Namun antara jin dan
setan pun ada perbedaannya.
Jin,
adalah makhluk halus yang diciptakan Allah dari api. Jin yang membangkang dan
mengajak kepada kedurhakaan adalah salah satu jenis setan. Manusia yang durhaka
dan mengajak kepada kedurhakaan juga dinamai setan. Jadi, setan tidak selalu berupa
jin tetapi dapat juga dari jenis manusia. Dalam firman Allah Q.S. Al-An’am :
112[3]
وَكَذَلِكَ
جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي
بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا
فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ (١١٢)
“Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap
Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin,
sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan
yang indah-indah untuk menipu (manusia)…….”.
Selanjutnya
apapun atau siapapun selain jin dan manusia yang mengakibatkan keburukan
atau sesuatu yang tidak menyenangkan, juga dapat dinamai setan. Karena tidak
semua jin itu adalah kafir.
Setan
juga dapat membuat manusia menjadi kafir, terlihat dalam surat al-Baqarah ayat
268:
الشَّيْطَانُ
يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ
مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (٢٦٨)
“syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu
dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah
menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karuni,. dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.”
Setan
itu menakut-nakuti orang yang akan bersedekah dengan kefakiran, dan
menganjurkan agar berlaku bakhil. Setan memberikan inspirasi kepada mereka,
bahwa meninfakkan harta itu akibatnya adalah fakir (miskin). Karena itu, harus
tetap dipegang teguh dan menimbunnya lantaran kebutuhan yang banyak.
Pengertian
menakut-nakuti dikatakan janji yang artinya memberi berita yang akan terjadi
kepada orang yang diberi berita. Padahal, setan itu tidaklah menyebabkan ia
fakir. Dalam makna kata ini terkandung pengertian yang berlebih-lebihan dalam
pemberitaan. Jadi, pengertiannya seolah-olah kefakiran itu pasti akan menimpa
orang yang mengeluarkan infak, dan seolah kefakiran itu ditentukan oleh setan. [4]
Dalam
QS. Saba’ ayat 39 bahwa Allah akan mengganti untuk orang-orang yang berinfak.
قُلْ
إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
(٣٩)
“Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku
melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan
menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang
kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang
sebaik-baiknya.”
B.
Karakteristik Setan
a.
Ketersembunyian
Kalau saja hanya ketersembunyian yang menjadi
cirri khas setan dan jin, maka sepertinya ia sudah cukup berat untuk dihadapi.
Ketersembunyian itu digarisbawahi oleh Al-Qur’an dalam konteks memperingatkan
anak cucu Adam agar tidak tergelincir.
Musuh yang terlihat belum tentu mudah dihadapi,
apalagi musuh yang tidak terlihat. Ketersembunyian setan bisa jadi dalam satu
tempat yang tidak diduga sama sekali, yakni dalam diri manusia sendiri. Ia
dapar membisikkan sesuatu dan merupakan bisikan dari lubuk hati yang terdalam.
b.
Masuk dalam Diri
Manusia
Rasul
saw menjelaskan bahwa:
اِنَّ
الشَّيْطَانَ يَجْرِى فِى اْلاِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِّ (رَوَاهُ البُخاَرِى وَمُسْلِمْ عَنْ صَفِيَّةِ
بِنْتِ حَيِّ)
“Sesungguhnya
setan mengalir dalam diri putra putri Adam sebagaimana mengalirnya darah.” (HR. Bukhari dan Muslim melalui Shafiyat binti
Huyay)
c.
Kemampuan Berbentuk
dengan berbagai Bentuk
Kemampuan
berentuk dengan berbagai bentuk ada dua argument,ada yang percaya dan ada yang menolak.
Ada pun yang percaya, maka ia meyakini bahwa jin (setan) mampu mengubah
bentuknya. Tapi kemampuan itu hanya berupa kemampuan menciptakan ilusi bagi
manusia, maka bagi mereka semua, ini adalah suatu kekuatan yang lebih ampuh
bagi jin dari kemampuannya menyembunyikan diri. Ini karena dengan kemampuan
mengambil aneka bentuk itu, ia dapat mengambil bentuk manusia atau apa pun yang
dihormati atau dikagumi, dicintai atau dibenci atau bentuk apa saja yang pad
akhirnya mengantar manusia yang lengah terjerumus dalam jurang yang dikehendaki
setan.[5]
d.
Sangat Lihai
Kelihaian
setan terlihat pada kemampuannya menggambarkan sesuatu yang buruk dan berdampak
negatif sebagai sesuatu yang indah dan berdampak positif. Membunuh anak yang
merupakan salah satu perbuatan amat keji dan buruk, dilukiskannya sebagai
sesuatu yang baik dan perlu, demi memelihara kehormatan atau demi menghindarkan
anak-anak wanita dari pemerkosaan, perzinaan atau perbudakan. Ini antara lain
dilukiskan oleh firman Allah swt:
تَاللَّهِ
لَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ
أَعْمَالَهُمْ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ الْيَوْمَ وَلَهُمْ عَذَابٌ (٦٣)
“Demi Allah,
Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum
kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka
(yang buruk), Maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka
azab yang sangat pedih.” (Q.S. An-Nahl: 63)
Sementara setan dari jenis manusia
dewasa ini, ada yang menggambarkan minuman keras sebagai keperkasaan dan
kejantanan, tarian yang seksi sebagai seni dan budaya, demikian seterusnya.
Kelihaian setan juga tercermin pada upayanya
mengiming-iming manusia dengan hal-hal yang disukainya. Ini ditegaskan
Al-Qur’an antara lain dalam Q.S. An-Nisa’:120
يَعِدُهُمْ
وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلا غُرُورًا (١٢٠)
“Syaitan itu memberikan janji-janji kepada
mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, Padahal syaitan itu
tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.”
Bahkan ia mengiming-imingi manusia dengan
kebahagiaan ukhrawi, sampai ada diantara mereka yang walau tidak percaya adanya
hari kiamat, namun tetap menduga kelak akan memperoleh kebaikan.
e.
Gigih dan Sabar
Setan tidak pernah pupus tekadnya untuk menjerumuskan
manusia. Tujuan utamanya adalah menjadikan manusia melupakan Allah,
mempersekutukan-Nya, bahkan mengingkari wujud-Nya.
Èكَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلإنْسَانِ اكْفُرْ
فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ
الْعَالَمِينَ (١٦)
“(Bujukan orang-orang munafik itu adalah)
seperti (bujukan) shaitan ketika Dia berkata kepada manusia: "Kafirlah
kamu", Maka tatkala manusia itu telah kafir, Maka ia berkata:
"Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena Sesungguhnya aku takut
kepada Allah, Rabb semesta alam". (Q.S.
Al-Hasyr:16)
Setan sadar bahwa tujuan utama itu tidak mudah
dicapainya, karena itu ia melakukan pentahapan. Ada enam tahap menurun yang
menjadi tujuan siasatnya.
1.
Mengajak manusia
mempersekutukan Allah.
2.
Mengajak kepada
kedurhakaan yang sifatnya bid’ah yang pada gilirannya dapat mengantar kepada
kekufuran.
3.
Mengajak melakukan dosa
besar, seperti membunuh, berzina, dan durhaka kepada orang tua.
4.
Mengajak melakukan dosa
kecil.
5.
Mengajak manusia
melakukan hal-hal yang mubah yang dengan melakukannya manusia tidak berdosa
tetapi juga tidak memperoleh ganjaran. Dengan demikian manusia tidak memperoleh
keuntungan, bahkan rugi waktu.
6.
Menghalangi manusia
melakukan aktivitas yang banyak manfaatnya dengan mengalihkannya kepada hal-hal
yang manfaatnya sedikit.
Demikian siasatnya, tetapi harus diingat, bahwa bila yang paling
ringan telah dicapainya, ia berusaha meningkatkan rayuannya sedikit demi
sedikit sehingga tujuan utamanya tercapai. Itu sebabnya Allah swt
berulang-ulang kali mengingatkan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّبِعُوا
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ
يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَلَوْلا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ
مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ
وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (٢١)
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan.
Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya syaitan
itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya
tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak
seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu)
selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Q.S.
An-Nuur:21)
f.
Berkolusi
Yang lebih parah lagi dari karakter setan
ialah bahwa syetan berkolusi dengan nafsu manusia. Ibnu Taimiyah berpendapat
bahwa setan (dapat) masuk ke dalam diri manusia, menyelami jiwanya, sehingga
pada akhirnya ia dapat mengetahui keinginan manusia. Keinginan tersebut
dijadikan jembatan setan atau pintu masuk mencapai tujuannya.
Keinginan nafsu yang menggebu untuk meraih
gemerlap duniawi juga merupakan pintu masuk setan. Melalui pintu ini ia
mendorong manusia sekuat dan sebanyak mungkin dan dengan berbagai cara sampai
akhirnya manusia meninggalkan dunia ini:
أَلْهَاكُمُ
التَّكَاثُرُ (١)حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (٢)
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (Q.S.
At-Takatsur:1-2)[6]
IV. KESIMPULAN
Dari
uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa setan adalah menjauh dari kebenaran atau
menjauh dari rahmat Allah. Setan juga termasuk jenis jin yang membangkang dan
mengajak kepada kedurhakaan. Dan tujuan penciptaan syetan antara lain sebagai
berikut: menjerumuskan manusia kepada kesyirikan dan kekufuran, menjerumuskan
manusia pada dosa dan maksiat, merusak ibadah orang dan menghalangi orang
berbuat baik. Adapun karakteristik setan itu sendiri adalah ketersembunyian,
masuk dalam diri manusia, sangat lihai, gigih dan sabar dan berkolusi.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Utsmani,
Abdul Wahab, Misteri Jin, Setan dan Manusia, (Mizan Publika : Jakarta,
1985),.
Musthafa
Al-Maraghy Ahmad , Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz 3, (Toha Putra :
Semarang, 1985),.
Shihab,
M. Quraish, Yang Tersembunyi, (Lentera Hati : Jakarta, 2000),.
[1] M. Quraish Shihab, Yang
Tersembunyi, (Lentera Hati : Jakarta, 2000), hlm 94,.
[2] Abdul Wahab
al-Utsmani, Misteri Jin, Setan dan Manusia, (Mizan Publika : Jakarta,
1985), hlm 20,.
[3] M. Quraish Shihab, Op
Cit,. hlm 96.
[4] Ahmad Musthafa
Al-Maraghy, Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz 3, (Toha Putra : Semarang,
1985), hlm 71-72,.
[5] M. Quraish Shihab, Op,
Cit,. hlm 126-135,.
[6] M. Quraish Shihab, Op,
Cit,. hlm 136-143,.
IZin copaas yaaa, makasih :D
BalasHapusSelamat datang di AURADEWA. Situs judi online terpercaya di indonesia.
BalasHapusKami menyediakan 6 pasaran terbaik : singapura, hongkong, szechuan, jayapura, thailand dan toto macau.
Kami juga menyediakan beberapa live casino seperti : roulette, head tail, sicbo, pokerdice, dll.
Poker Online yang direkomendasi kepada teman - teman yang hobi untuk bermain di gaple28. Minimal depo & wd : Rp. 10.000. Bonus refferal 10%.
Ayo gabung dengan AURADEWA. minimal depo & wd : Rp. 10.000
bonus refferal 1% untuk seumur hidup.
untuk info lebih lanjut hubungi cs yang bertugas :
BBM : AURADEWA
LINE : AURADEWA88
WA : +6285242867561
Link resmi kami :
http://auradewa.biz/
http://auradewa.org/