Senin, 01 Oktober 2012

SETAN


SETAN
MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas
Matakuliah: Tafsir Falsafi
Dosen Pengampu:
Dr. H. Moh. In’ammuzahiddin, M. Ag






Disusun oleh:
Ida Istiqomah    ( 104111004 )


FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI  WALISONGO
SEMARANG
2012

       I.   PENDAHULUAN
Sejak manusia pertama, yaitu Adam diciptakan Tuhan, iblis atau setanlah bahaya atau musuh yang terbesar da berbahaya bagi manusia. Sebelum Allah memberitahukan akan bahaya-bahaya lain, Tuhan member peringatan kepada Adam dan Hawa akan bahaya setan atau iblis itu.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 36 yang artinya: “lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari Keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."

Adam dan hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke dunia.

    II.   RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembahasan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah adalah sebagai berikut:
1.   Apakah Pengertian Tentang Setan ?
2.   Bagaimana Karateristik Setan ?

 III.   PEMBAHASAN
A.                Pengertian Setan
Kata “setan” atau “syaithan” dalam bahasa Arab terambil dari bahasa Ibrani yang berarti lawan atau musuh. Namun para pakar Mesir cenderung lebih berpendapat bahwa syaithan (setan) merupakan kata Arab asli yang sudah sangat tua, ini dibuktikan dengan adanya sekian kata Arab asli yang dapat dibentuk dengan bentuk kata Syaithan. Misalnya  شَطَنَ, شَوَطٌ, شَاطَ, شَطَطَ yang mengandung arti jauh, sesat, berkobar, dan terbakar serta ekstrim.
Menurut Quraish Shihab sebagaimana yang ditulis oleh Ahmad bin Muhammad Ali Al-Fayyumi dalam bukunya “Al-Misbah Al-Munir” dijelaskan, bahwa kata Syaithan boleh jadi terambil dari kata syathana yang berarti jauh, karena setan menjauh dari kebenaran atau menjauh dari rahmat Allah. Boleh juga terambil dari kata Syaatha dalam arti melakukan kebatilan atau terbakar.[1]
Setan juga disebut dengan taghut, berkata Al-Aqqad bahwa disebut taghut karena dia telah melampui batas dan durhaka kepada Tuhannya, menganggap dirinya sebagai Tuhan yang disembah, yang pada kebalikannya makhluk ini telah putus asa dari rahmat Allah. Oleh karena itu, ia dinamakan iblis.[2]
Setan banyak ditemukan didalam Al-Qur’an yaitu berasal dari alam jin. Jadi, ketika kita kembali melihat pengertian jin itu sendiri, kita akan menemukan bahwa setan itu adalah termasuk dalam golongan jin yang kafir. Namun antara jin dan setan pun ada perbedaannya.
Jin, adalah makhluk halus yang diciptakan Allah dari api. Jin yang membangkang dan mengajak kepada kedurhakaan adalah salah satu jenis setan. Manusia yang durhaka dan mengajak kepada kedurhakaan juga dinamai setan. Jadi, setan tidak selalu berupa jin tetapi dapat juga dari jenis manusia. Dalam firman Allah Q.S. Al-An’am : 112[3]
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ (١١٢) 

 “Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)…….”.

Selanjutnya apapun atau siapapun selain jin dan manusia yang mengakibatkan keburukan atau sesuatu yang tidak menyenangkan, juga dapat dinamai setan. Karena tidak semua jin itu adalah kafir.
Setan juga dapat membuat manusia menjadi kafir, terlihat dalam surat al-Baqarah ayat 268:
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (٢٦٨)
“syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karuni,. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.”

Setan itu menakut-nakuti orang yang akan bersedekah dengan kefakiran, dan menganjurkan agar berlaku bakhil. Setan memberikan inspirasi kepada mereka, bahwa meninfakkan harta itu akibatnya adalah fakir (miskin). Karena itu, harus tetap dipegang teguh dan menimbunnya lantaran kebutuhan yang banyak.
Pengertian menakut-nakuti dikatakan janji yang artinya memberi berita yang akan terjadi kepada orang yang diberi berita. Padahal, setan itu tidaklah menyebabkan ia fakir. Dalam makna kata ini terkandung pengertian yang berlebih-lebihan dalam pemberitaan. Jadi, pengertiannya seolah-olah kefakiran itu pasti akan menimpa orang yang mengeluarkan infak, dan seolah kefakiran itu ditentukan oleh setan. [4]
Dalam QS. Saba’ ayat 39 bahwa Allah akan mengganti untuk orang-orang yang berinfak.
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (٣٩)

 “Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.”

B.                 Karakteristik Setan
a.    Ketersembunyian
  Kalau saja hanya ketersembunyian yang menjadi cirri khas setan dan jin, maka sepertinya ia sudah cukup berat untuk dihadapi. Ketersembunyian itu digarisbawahi oleh Al-Qur’an dalam konteks memperingatkan anak cucu Adam agar tidak tergelincir.
  Musuh yang terlihat belum tentu mudah dihadapi, apalagi musuh yang tidak terlihat. Ketersembunyian setan bisa jadi dalam satu tempat yang tidak diduga sama sekali, yakni dalam diri manusia sendiri. Ia dapar membisikkan sesuatu dan merupakan bisikan dari lubuk hati yang terdalam.

b.   Masuk dalam Diri Manusia
Rasul saw menjelaskan bahwa:
اِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى فِى اْلاِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِّ  (رَوَاهُ البُخاَرِى وَمُسْلِمْ عَنْ صَفِيَّةِ بِنْتِ حَيِّ)

“Sesungguhnya setan mengalir dalam diri putra putri Adam sebagaimana mengalirnya darah.”  (HR. Bukhari dan Muslim melalui Shafiyat binti Huyay)

c.    Kemampuan Berbentuk dengan berbagai Bentuk
             Kemampuan berentuk dengan berbagai bentuk ada dua argument,ada yang percaya dan ada yang menolak. Ada pun yang percaya, maka ia meyakini bahwa jin (setan) mampu mengubah bentuknya. Tapi kemampuan itu hanya berupa kemampuan menciptakan ilusi bagi manusia, maka bagi mereka semua, ini adalah suatu kekuatan yang lebih ampuh bagi jin dari kemampuannya menyembunyikan diri. Ini karena dengan kemampuan mengambil aneka bentuk itu, ia dapat mengambil bentuk manusia atau apa pun yang dihormati atau dikagumi, dicintai atau dibenci atau bentuk apa saja yang pad akhirnya mengantar manusia yang lengah terjerumus dalam jurang yang dikehendaki setan.[5]

d.   Sangat Lihai
             Kelihaian setan terlihat pada kemampuannya menggambarkan sesuatu yang buruk dan berdampak negatif sebagai sesuatu yang indah dan berdampak positif. Membunuh anak yang merupakan salah satu perbuatan amat keji dan buruk, dilukiskannya sebagai sesuatu yang baik dan perlu, demi memelihara kehormatan atau demi menghindarkan anak-anak wanita dari pemerkosaan, perzinaan atau perbudakan. Ini antara lain dilukiskan oleh firman Allah swt:
تَاللَّهِ لَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ الْيَوْمَ وَلَهُمْ عَذَابٌ (٦٣)

“Demi Allah, Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), Maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih.” (Q.S. An-Nahl: 63)

            Sementara setan dari jenis manusia dewasa ini, ada yang menggambarkan minuman keras sebagai keperkasaan dan kejantanan, tarian yang seksi sebagai seni dan budaya, demikian seterusnya.
  Kelihaian setan juga tercermin pada upayanya mengiming-iming manusia dengan hal-hal yang disukainya. Ini ditegaskan Al-Qur’an antara lain dalam Q.S. An-Nisa’:120
يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلا غُرُورًا (١٢٠) 

“Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, Padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.”

  Bahkan ia mengiming-imingi manusia dengan kebahagiaan ukhrawi, sampai ada diantara mereka yang walau tidak percaya adanya hari kiamat, namun tetap menduga kelak akan memperoleh kebaikan. 

e.    Gigih dan Sabar
  Setan tidak pernah pupus tekadnya untuk menjerumuskan manusia. Tujuan utamanya adalah menjadikan manusia melupakan Allah, mempersekutukan-Nya, bahkan mengingkari wujud-Nya.
Èكَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلإنْسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ (١٦)

“(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) shaitan ketika Dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", Maka tatkala manusia itu telah kafir, Maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam". (Q.S. Al-Hasyr:16)

  Setan sadar bahwa tujuan utama itu tidak mudah dicapainya, karena itu ia melakukan pentahapan. Ada enam tahap menurun yang menjadi tujuan siasatnya.
1.      Mengajak manusia mempersekutukan Allah.
2.      Mengajak kepada kedurhakaan yang sifatnya bid’ah yang pada gilirannya dapat mengantar kepada kekufuran.
3.      Mengajak melakukan dosa besar, seperti membunuh, berzina, dan durhaka kepada orang tua.
4.      Mengajak melakukan dosa kecil.
5.      Mengajak manusia melakukan hal-hal yang mubah yang dengan melakukannya manusia tidak berdosa tetapi juga tidak memperoleh ganjaran. Dengan demikian manusia tidak memperoleh keuntungan, bahkan rugi waktu.
6.      Menghalangi manusia melakukan aktivitas yang banyak manfaatnya dengan mengalihkannya kepada hal-hal yang manfaatnya sedikit.
Demikian siasatnya, tetapi harus diingat, bahwa bila yang paling ringan telah dicapainya, ia berusaha meningkatkan rayuannya sedikit demi sedikit sehingga tujuan utamanya tercapai. Itu sebabnya Allah swt berulang-ulang kali mengingatkan:
 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَلَوْلا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (٢١)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Q.S. An-Nuur:21)

f.    Berkolusi
  Yang lebih parah lagi dari karakter setan ialah bahwa syetan berkolusi dengan nafsu manusia. Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa setan (dapat) masuk ke dalam diri manusia, menyelami jiwanya, sehingga pada akhirnya ia dapat mengetahui keinginan manusia. Keinginan tersebut dijadikan jembatan setan atau pintu masuk mencapai tujuannya.
  Keinginan nafsu yang menggebu untuk meraih gemerlap duniawi juga merupakan pintu masuk setan. Melalui pintu ini ia mendorong manusia sekuat dan sebanyak mungkin dan dengan berbagai cara sampai akhirnya manusia meninggalkan dunia ini:
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (١)حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (٢)

 “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (Q.S. At-Takatsur:1-2)[6]


 IV.   KESIMPULAN
            Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa setan adalah menjauh dari kebenaran atau menjauh dari rahmat Allah. Setan juga termasuk jenis jin yang membangkang dan mengajak kepada kedurhakaan. Dan tujuan penciptaan syetan antara lain sebagai berikut: menjerumuskan manusia kepada kesyirikan dan kekufuran, menjerumuskan manusia pada dosa dan maksiat, merusak ibadah orang dan menghalangi orang berbuat baik. Adapun karakteristik setan itu sendiri adalah ketersembunyian, masuk dalam diri manusia, sangat lihai, gigih dan sabar dan berkolusi.


















DAFTAR PUSTAKA
Al-Utsmani, Abdul Wahab, Misteri Jin, Setan dan Manusia, (Mizan Publika : Jakarta, 1985),.
Musthafa Al-Maraghy Ahmad , Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz 3, (Toha Putra : Semarang, 1985),.
Shihab, M. Quraish, Yang Tersembunyi, (Lentera Hati : Jakarta, 2000),.



[1] M. Quraish Shihab, Yang Tersembunyi, (Lentera Hati : Jakarta, 2000), hlm 94,.
[2] Abdul Wahab al-Utsmani, Misteri Jin, Setan dan Manusia, (Mizan Publika : Jakarta, 1985), hlm 20,.       
[3] M. Quraish Shihab, Op Cit,. hlm 96.
[4] Ahmad Musthafa Al-Maraghy, Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz 3, (Toha Putra : Semarang, 1985), hlm 71-72,.
[5] M. Quraish Shihab, Op, Cit,. hlm 126-135,.
[6] M. Quraish Shihab, Op, Cit,. hlm 136-143,.

2 komentar:

  1. IZin copaas yaaa, makasih :D

    BalasHapus
  2. Selamat datang di AURADEWA. Situs judi online terpercaya di indonesia.
    Kami menyediakan 6 pasaran terbaik : singapura, hongkong, szechuan, jayapura, thailand dan toto macau.

    Kami juga menyediakan beberapa live casino seperti : roulette, head tail, sicbo, pokerdice, dll.

    Poker Online yang direkomendasi kepada teman - teman yang hobi untuk bermain di gaple28. Minimal depo & wd : Rp. 10.000. Bonus refferal 10%.

    Ayo gabung dengan AURADEWA. minimal depo & wd : Rp. 10.000
    bonus refferal 1% untuk seumur hidup.
    untuk info lebih lanjut hubungi cs yang bertugas :
    BBM : AURADEWA
    LINE : AURADEWA88
    WA : +6285242867561

    Link resmi kami :
    http://auradewa.biz/
    http://auradewa.org/

    BalasHapus