Alam Semesta
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Tafsir Falsafi
Dosen pengampu : Dr. H. In’amuzahiddin. MA.g
Disusun
oleh
Fathurrosi Uthi Istiqomah
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO
SEMARANG
2012
I.
Pendahuluan
Asal muasal penciptaan alam semesta digambarkan dalam
al-Quran pada ayat berikut :
بديع السموات
والرضۗ واذا قضى امرا فإنما يقول له كن فيكون۞
“Dia Pencipta langit dan bumi. Apabila
Ia menghendaki menetapkan
sesuatu. Dia berkata “Jadilah” maka “jadilah sesuatu.”
(QS.al-Baqarah: 117)
Keterangan
yang diberikan Allah ini sesuai penuh denagn penemuan ilmu pengetahuan masa
kini. Kesimpulan yang didapat dari astrofisika saat ini adalah bahwa seluruh
alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul sebagai ada sebagai
hasil dari suatu ledakan raksasa yang terjadi dalam sekejap. Peristiwa ini
lebih dikenal dengan teori “Big Bang”, membentuk keseluruhan alam semesta
sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai
hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuan modern menyetujui bahwa
Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan
mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada. [1]
II.
Rumusan masalah
Bagaimana
Allah menciptakan alam semesta ini?
I.
Pembahasan
uqèdur Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Îû ÏpGÅ 5Q$r& c%2ur ¼çmä©ötã n?tã Ïä!$yJø9$# öNà2uqè=ö7uÏ9 öNä3r& ß`|¡ômr& WxyJtã 3 úÈõs9ur |Mù=è% Nä3¯RÎ) cqèOqãèö6¨B .`ÏB Ï÷èt/ ÏNöqyJø9$# £`s9qà)us9 tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿ2 ÷bÎ) !#x»yd wÎ) ÖósÅ ×ûüÎ7B ÇÐÈ
“Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan
bumi dalam enam hari, dan adalah Arsy-Nya
di atas air agar dia menguji siapakah diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan jika
engkau berkata” Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati,
niscaya orang orang kafir itu pasti akan berkata,’Ini tidak lain adalah sihir yang nyata.” (QS. Hud :7)
Bahwa
dalam ayat ini telah jelas tentang penciptaan alam semesta ini. Allahlah yang
menciptakan alam semesta ini sendirian tanpa bantuan siapapun untuk
menciptakannya, yakni mewujudkan tanpa ada contoh sebelumnya langit dan bumi
dan segala isinya dalam enam hari, dua hari untuk menciptakan langit, dua hari
untuk menciptakan bumi, dan dua hari terakhir untuk menciptakan sarana
prasarana kehidupan manusia, [1]
sedangkan singgasana-Nya sebelum ini ada diatas air.[2]
Menurut Sayyid
kutub bahwa enam hari penciptaan itu juga termasuk gaib yang tidak dilihat dan
dialami oleh manusia bahkan seluruh makhluk.
“Aku tidak
menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan
langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah
Aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong.”(QS. al-Kahfi:51)
Selanjutnya,
informasi tentang penciptaan alam semesta dalam enam hari mengisyaratkan
tentang kekuasaan dan ilmu serta hikmah Allah swt,serta Allah menciptakan
langit dan bumi guna kepentingan hamba- hambanya dan diciptakan untuk menyembah
padanya serta tidak menyekutuka-Nya dengan sesuatu.Jika merujuk pada
kekuasaanya alam semesta ini diciptakan tidak memerlukan waktu.
!$yJ¯RÎ) ÿ¼çnãøBr& !#sÎ) y#ur& $º«øx© br& tAqà)t ¼çms9 `ä. ãbqä3usù ÇÑËÈ
“Sesungguhnya
keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah Berkata kepadanya:
"Jadilah!" Maka terjadilah.” (QS. Yasin :82)
Kata
amruhu yang terambil dari kata amr. Ia dapat berarti perintah dan
dapat juga berarti keadaan. Ulama sepakat bahwa ayat diatas membicarakan
tentang kekuasaan Allah yang tidak dapat terlukis dengan kata-kata, karena
kekuasaanyan itulah mananya ia mempunyai wewenang memerintah. Perintahnya tidak
dapat dibatalkan atau dielakkan. Untuk mewujudkan sesuatu Dia hanya memerintah,
dan perintahNya itu terlaksana dengan sangat mudah, dan sesuatu yang
dikehendakiNya serta merta terwujud denagn cara cepat, semudah dan secepat kata
kun –bila manusia yang mengucapkanya- bahkan lebih mudah dan lebih
cepat. Penjelasan diatas mengantarkan pada kita untuk memahami kata amr dalam
artian perintah.
Thahir
ibn Asyur memahai kata amr dalam artian keadaan. Menurutnya makna ayat ini
lebih tepat dengan konteks keraguan kaum musyrikin atas kuasa Allah
menghidupkan kembali tulang tulang yang telah hancur. Maknanya menurut ulama
ini ”Tiada keadaan bagi Allah saat ia hendak menciptakan suatu ciptaanya
kecuali ketetapanNya untuk menciptaka sesuatu itu.” Penggalan ayat diatas
mnelukiskan ketetapan Allah dimana sesuatu yang hendak ia wujudkan langsung
terjadi –melukiskanya- dengan kata kun, jadi ayat ini menjelaskan bahwa
untuk mewujudkannya ia tidak menggunakan tangan, tidak juga alat, untuk
mengolah atau atau mengadon suatu bahan seperti yang dilakukan oleh para pekerja.
Ini karena kaum musyrikin yang mengira bahwa hari kebangkitan tidak akan
terjadi karena bahan untuk menjadikannya tidak ada.
!$tBur !$tRãøBr& wÎ) ×oyÏmºur £xôJn=x. Î|Çt7ø9$$Î/ ÇÎÉÈ
“Dan perintah
kami hanyalah satu kedipan mata.” (QS. al-Qamar : 50)
Akan
tetapi hikmah dan ilmu Allah itu
menghendaki agar alam raya tercipta dalam “enam hari” bahwa ketergesa-gesaan bukan
sesuatu yang terpuji. [1]
Kata
yaum menyatakan waktu yang beraneka ragam :
·
50.000 tahun (QS.
al- ma’arij : 4)
ßlã÷ès? èpx6Í´¯»n=yJø9$# ßyr9$#ur Ïmøs9Î) Îû 5Qöqt tb%x. ¼çnâ#yø)ÏB tûüÅ¡÷Hs~
y#ø9r& 7puZy ÇÍÈ
4.
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari
yang kadarnya limapuluh ribu tahun.[1510]
[1510] Maksudnya: malaikat-malaikat dan Jibril jika menghadap
Tuhan memakan waktu satu hari. apabila dilakukan oleh manusia, memakan waktu
limapuluh ribu tahun.
·
1000 tahun (QS.
al- Hajj : 47)[1]
y7tRqè=Éf÷ètGó¡our É>#xyèø9$$Î/ `s9ur y#Î=øä ª!$# ¼çnyôãur 4 cÎ)ur $·Böqt yYÏã y7În/u É#ø9r(x. 7puZy $£JÏiB crãès? ÇÍÐÈ
47. Dan
mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali
tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah
seperti seribu menurut perhitunganmu.
·
Satu zaman (QS.
ali- Imran : 140)
bÎ) öNä3ó¡|¡ôJt Óyös% ôs)sù ¡§tB tPöqs)ø9$# Óyös% ¼ã&é#÷VÏiB 4 y7ù=Ï?ur ãP$F{$# $ygä9Ír#yçR tû÷üt/ Ĩ$¨Y9$# zNn=÷èuÏ9ur ª!$# úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä xÏGtur öNä3ZÏB uä!#ypkà 3 ª!$#ur w =Ïtä tûüÉKÎ=»©à9$# ÇÊÍÉÈ
140.
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, Maka Sesungguhnya kaum
(kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa
(kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka
mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman
(dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai)
syuhada'[231]. dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,
[231] Syuhada' di sini ialah orang-orang Islam yang
gugur di dalam peperangan untuk menegakkan agama Allah. sebagian ahli tafsir
ada yang mengartikannya dengan menjadi saksi atas manusia sebagai tersebut
dalam ayat 143 surat Al Baqarah.
·
Satu hari (QS.
al-Baqarah : 184)
$YB$r& ;Nºyrß÷è¨B 4 `yJsù c%x. Nä3ZÏB $³ÒÍ£D ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$r& tyzé& 4 n?tãur úïÏ%©!$# ¼çmtRqà)ÏÜã ×ptôÏù ãP$yèsÛ &ûüÅ3ó¡ÏB ( `yJsù tí§qsÜs? #Zöyz uqßgsù ×öyz ¼ã&©! 4 br&ur (#qãBqÝÁs? ×öyz öNà6©9 ( bÎ) óOçFZä. tbqßJn=÷ès? ÇÊÑÍÈ
184.
(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu
ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya
berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan
wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. barangsiapa yang dengan
kerelaan hati mengerjakan kebajikan[114], Maka Itulah yang lebih baik baginya.
dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui.
[114] maksudnya memberi makan lebih dari seorang
miskin untuk satu hari.
·
Sekejap mata (QS.
al-Qomar : 50)
!$tBur !$tRãøBr& wÎ) ×oyÏmºur £xôJn=x. Î|Çt7ø9$$Î/ ÇÎÉÈ
“ Dan
perintah kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata.”
·
Masa yang lebih
singkat dari sekejap mata (QS. an-Nahl : 77)
¬!ur Ü=øxî ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 !$tBur ãøBr& Ïptã$¡¡9$# wÎ) ËxôJn=x. Ì|Át6ø9$# ÷rr& uqèd Ü>tø%r& 4 cÎ) ©!$# 4n?tã Èe@à2 &äóÓx« ÖÏs% ÇÐÐÈ
77. Dan kepunyaan Allah-lah segala apa yang tersembunyi di
langit dan di bumi. tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap
mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
·
Masa yang tak
terhingga (QS. ar- Rahman: 29)
¼ã&é#t«ó¡o `tB Îû ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 ¨@ä. BQöqt uqèd Îû 5bù'x© ÇËÒÈ
29. Semua yang ada di langit dan
bumi selalu meminta kepadanya. Setiap waktu dia dalam kesibukan[2]
Kata
‘arsy dalam bahasa berarti tempat duduk raja atau singgasana.
Pada mulanya ia berarti sesuatu yang beratap. Tempat duduk penguasa dinamai
‘arsy karena tingginya tempat itu dibanding dengan tempat yang lainnya. Kata
ini biasanya dimaknai dengan kekuasaan atau ilmu.
Menurut
Thahir Ibn Asyur dalam memahami kata wa
kana ‘arsyuhu ‘ala al-ma’i memakai makna hakiki, bahwa
hal ini adalah dimaknai sebagai sebuah
makhluk yang sangat besar yang telah tercipta sebelum tercipta langit dan bumi,
dengan demikian ayat ini mengisyaratkan bahwa air telah tercipta sebelum
terciptanya langit dan bumi. Bahkan para ilmuan berpendapat bahwa air atau uap
merupakan bahan penciptaan langit dan bumi. Namun demikian Thahir Ibn Asyur
menggaris bawahi pahwa perincian dan caranya itu tidak dapat dijangkau oleh
pemahaman kita. Sedangkan Thabathaba’i memaknai kata diatas dengan makna yang
majazi yakni bermakna kekuasaan-Nya yang mana ketika itu berada diatas air,
sedangkan air adalah sumber hidup yang mana ia juga merujuk pada QS. al- A’raf
: 54.
cÎ) ãNä3/u ª!$# Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Îû ÏpGÅ 5Q$r& §NèO 3uqtGó$# n?tã ĸóyêø9$# ÓÅ´øóã @ø©9$# u$pk¨]9$# ¼çmç7è=ôÜt $ZWÏWym }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur tPqàfZ9$#ur ¤Nºt¤|¡ãB ÿ¾ÍnÍöDr'Î/ 3 wr& ã&s! ß,ù=sø:$# âöDF{$#ur 3 x8u$t6s? ª!$# >u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÎÍÈ
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang .(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam.”
Kata
liyabluwakum ini berkaitan dengan ciptaan langit dan bumi
itu, yakni Allah swt yang mana
menciptakan alam semesta ini dengan tujuan menguji manusia yang pada akhirnya
dapat dibedakan mana yang berkualitas baik dan mana yang buruk serta dapat
memanfaatkan dengan sebaik-baiknya ciptaan Allah itu.
Kata
ayyukum ahsanu’amala, ayat ini mengisyaratkan agar selalu berbuat baik
kepada sesama manusia bahkan sesama makhluk hidup lainnya, untuk menghasilkan
amalan- amalan yang sebaik- baiknya. [3]
Serta dalam beramal ini harus sesuai apa yang telah diperintahkan Allah dan
Rasulullah tanpa dua hal itu maka amalan akan menjadi bathil dan sia-sia.
Allah
berfirman, bahwasanya jika engkau, hai Muhammad, memberitahukan kepada mereka
orang-orang musyrikin yang mana mereka
akan dibangkitkan oleh Allah sesudah mati niscaya mereka tidak akan
mempercayaimu dan mengatakan dan mereka berkata bahwa hanya orang-orang yang
terkena sihirmulah yang mau mengikutimu dan mempercayaimu.[4]
I.
Kesimpulan
Bahwasanya
alam semesta ini diciptakan Allah selama enam hari yang mana hal itu menunjukan
betapa kuasanya Allah yang telah menciptakan hal itu sendirian. Hikmah dari
penciptaan Alam semesta ini adalah agar kita itu lebih bersyukur serta dapat
mempergunakan dengan sebaik-baiknya apa yang telah diciptakan Allah untuk kita.
Daftar
Pustaka
·
Shihab Quraish,
Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002)
·
Bahreisin
Salim, Terjemahan singkat Tafsir Ibnu
Katsir, (Surabaya: Bina Ilmu, 1988)
·
Taslaman Caner,
Miracle Of The Quran, (Bandung: Mizan, 2010),
·
Agama Departemen, al-Hidayah al-Quran
Tafsir perkata Tajwid Kode Angka, (Tangerang Selatan: PT Kalim, 2010)
[1]M.Qiraish Shihab,
Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 556-558
[2] Departemen
Agama, al-Hidayah al-Quran Tafsir perkata Tajwid Kode Angka, (Tangerang
Selatan: PT Kalim, 2010)
[3]M.Qiraish
Shihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 559-560.
[4]Halim Bahresy
dan Said Bahresy, Terjemahan Singkat Tafsir Ibn Katsir jilid IV,
(Surabaya: Bina Ilmu, 1988), hlm. 270
[1]Halim Bahresy
dan Said Bahresy, Terjemahan Singkat Tafsir Ibn Katsir jilid IV,
(Surabaya: Bina Ilmu, 1988), hlm. 270
[1]M.Qiraish
Shihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 559
[2]Halim
Bahresy dan Said Bahresy, Terjemahan Singkat Tafsir Ibn Katsir jilid IV,
(Surabaya: Bina Ilmu,), hlm. 269